Faktor utama yang penting dalam bisnis budidaya ikan lele, yaitu dengan memberikan pakan yang tepat. Pakan yang diberikan oleh ikan lele harus memenuhi kebutuhan nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Adanya kebutuhan tersebut, para pembudidaya harus mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi dengan detail tentang jumlah banyak pakan yang akan diberikan pada ikan. Para pembudidaya dapat menggunakan teknik FCR (Feed Conversion Ratio) untuk menghitung pakan. Yuk, simak pembahasan tentang FCR beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya!
Apa Itu Feed Conversion Ratio (FCR)?
Feed Conversion Ratio atau FCR merupakan rasio konversi pakan terhadap berat ikan atau perbandingan jumlah pakan yang akan diberikan ke ikan menurut periode tertentu dan berat ikan yang dihasilkan. Untuk mengetahui berat ikan dapat dilakukan melalui metode sampling tanpa harus menimbang seluruh ikan. Sederhananya, FCR adalah suatu analisis untuk menghitung banyaknya pakan dalam satu kilogram yang diberikan pada ikan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan.
Metode penentuan FCR dalam budidaya ikan lele terbagi dalam dua jenis. Penentuan pertama FCR adalah sebelum panen dan yang kedua setelah panen. Metode penentuan FCR pertama dilakukan dengan cara mengambil populasi sampling untuk mengetahui performa ikan yang dipelihara selama berlangsungnya siklus pembesaran. Akan tetapi, saat metode ini tidak menggambarkan kondisi aktual hasil budidayanya karena tidak mewakilkan keseluruhan populasi dari ikan yang dipelihara. Sedangkan metode penentuan FCR kedua, dilakukan saat hasil setelah berakhirnya suatu siklus dan menggambarkan performa akhir dari suatu siklus budidaya ikan.
Faktor Nilai FCR Ikan
Ternyata, nilai FCR tidak sembarangan dihitung. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berikut adalah beberapa faktor di antaranya:
1. Ikan
Genetik, jenis ikan, serta ukuran ikan bisa mempengaruhi jumlah FCR. Masing-masing jenis ikan memiliki nilai FCR yang berbeda. Hal tersebut bisa berpengaruh dari kualitas bibit ikan. Jadi, pastikan memilih bibit yang mempunyai indukan baik untuk menjaga FCR.
2. Lingkungan
Keadaan di sekitar lingkungan kolam air seperti suhu, kadar amonia, oksigen, keasaman, dan polutan lain bisa mempengaruhi nilai FCR. Apabila ikan hidup dalam keadaan kolam optimal maka kecernaan pakan lebih efisien dan mendukung pertumbuhan.
Jika kamu mencari kolam yang dapat menjaga zat-zat di dalamnya, kamu bisa mencoba kolam dengan sistem bioflok memiliki kelebihan bahwa kadar asamnya relatif stabil. Baca artikel mengenai Kolam Bioflok: Sistem Budidaya Ikan Inovatif untuk info lengkapnya!
3. Manajemen Pakan
Para pembudidaya harus rajin melakukan pengecekan respon ikan terhadap pakan. Dari kebiasaan makan ikan hingga waktu pemberiannya, perlu dikelola dengan sebaik mungkin.
Rumus Feed Conversion Ratio (FCR)
Berikut adalah rumus yang perlu para pembudidaya ketahui tentang Feed Conversion Ratio (FCR).
1. Rumus Penentuan FCR Sebelum Panen

Keterangan:
Jumlah Pakan yang Diberikan = Pakan Diberikan Hingga Waktu Sampling
Bobot Rata-Rata Ikan = Bobot yang Didapat Berdasarkan Hasil Sampling
Padat Tebar Ikan = Jumlah Awal Ikan yang Masuk Kolam Pembesaran
Untuk contoh penerapan rumusnya adalah kasus berikut:
Jumlah pakan ikan yang telah diberikan hingga waktu penghitungan sampling adalah 300 kg. Bobot rata-rata ikan yang dihasilkan pada populasi sampling adalah 0,2 kg. Padat tebar ikan yang digunakan dalam kolam adalah 1.000 kg.
Maka, perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
300 kg / 0,2 kg x 1.000 = 1,5
Nilai FCR 1,5 menunjukkan bahwa setiap 1,5 kg pakan yang diberikan untuk ikan dapat mendukung pertumbuhan sekitar 1 kg pada populasi ikan secara keseluruhan.
2. Rumus Penentuan FCR Sudah Panen

Keterangan:
Jumlah Pakan yang Diberikan = Pakan Diberikan Hingga Waktu Panen
Bobot Ikan Panen = Bobot Keseluruhan Ikan Saat Panen
Bobot Awal Tebar = Bobot Keseluruhan Ikan Saat Awal Tebar
Untuk contoh penerapan rumusnya adalah kasus berikut:
Jumlah pakan ikan yang diberikan selama siklus pemeliharaan adalah 500 kg. Bobot keseluruhan populasi ikan yang dipanen adalah 450 kg. Bobot keseluruhan ikan saat tebar awal adalah 50 kg.
Maka, perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
500 kg . (450-50) kg = 1,25
Nilai FCR 1,25 menunjukkan bahwa setiap 1,25 kg pakan yang diberikan untuk ikan dapat mendukung pertumbuhan sekitar 1 kg pada populasi ikan secara keseluruhan.
Catatan tambahan yang perlu dipahami bahwa nilai FCR pada ikan lele dapat mencapai 1,8 atau bisa lebih rendah. Sedangkan pada anak ikan lele, nilai konversi pakannya di angka 1,0-1,2. Akan tetapi, jika nilai FCR lebih dari 2, maka pakan perlu diperiksa sebab tidak disarankan. Nilai FCR terbaik adalah yang mendekati 1. Maksudnya adalah bobot pakan yang dikonsumsi oleh ikan hampir sama dengan bobot akhir mereka. Memang sangat sulit untuk mencapai FCR < 1 karena ikan lele harus memproses pakannya untuk metabolisme, energi, dan aktivitas kehidupan lain.
Kandungan dalam FCR juga harus diperhatikan. Makin tinggi nilai protein, maka nilai FCR makin rendah. Oleh karena itu, membutuhkan lebih sedikit pakan untuk menghasilkan 1 kg ikan lele.
Para pembudidaya sebaiknya menghitung FCR ikan lele menggunakan hasil panen karena perhitungannya akan semakin akurat. Setelah mendapatkan angka FCR ikan lele, kamu bisa melihat seberapa efektif pakan yang diberikan. Kemudian menyesuaikan jadwal serta jumlahnya supaya nilai FCR dapat ditekan.
Bagi kamu yang ingin mengoptimalkan biaya untuk pakan, bisa melakukan produksi pelet dengan cepat menggunakan mesin pelet ikan yang ditawarkan oleh Zvezda Industries. Kamu dapat mengunjungi laman zvezda.id untuk katalog lengkapnya.
